Monday, December 8, 2008

Industri Otomotif Prediksi Pasar Susut 30 Persen

JAKARTA - Mendung, tampaknya, akan terus menggelayuti industri otomotif hingga tahun depan. Bahkan, di tengah perhelatan pameran sepeda motor terbesar di tanah air bertajuk Jakarta Motorcycle Show 2008, seluruh pengusaha otomotif mencoba realistis. Alih-alih menaikkan penjualan, semua bahkan memproyeksi pasar otomotif tahun depan akan terkoreksi hingga kisaran 30 persen dari pencapaian tahun ini.

Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata mengatakan, kemungkinan turunnya lagi harga BBM menyusul terus turunnya harga minyak dunia tidak akan menjadi faktor signifikan untuk mendongkrak pasar otomotif. ''Lumayan, tapi memang tidak signifikan,'' ujar presiden direktur Indomobil Sukses International Tbk itu ketika dihubungi kemarin (7/12). Menurut Gunadi, turunnya harga BBM sedikit meringankan beban belanja transportasi masyarakat. Biaya produksi akan sedikit terbantu dengan turunnya harga BBM industri.

Gunadi menambahkan, dengan komposisi pembelian sepeda motor yang 85 persen dilakukan secara kredit, penurunan suku bunga jauh lebih berpengaruh daripada turunnya harga BBM. ''Kalau suku bunga sedikit dilonggarkan, efeknya akan lumayan,'' katanya.

Karena itu, pihaknya menyambut gembira keputusan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke 9,25 persen. ''Namun, yang jadi pertanyaan selanjutnya, apakah ada cukup likuiditas di pasar pembiayaan? Inilah kesulitan yang akan dihadapi industri otomotif,'' terangnya.

Sementara itu, tentang target penjualan sepeda motor 2009, Gunadi mengatakan mungkin akan terkoreksi sekitar 30 persen. Menurut dia, tahun ini pelaku usaha sudah mendapatkan bonus pertumbuhan pasar yang lebih besar daripada ekspektasi. ''Tahun ini, target kami sebenarnya hanya naik 15 persen dari 2007. Namun, kenyataannya bisa tembus hingga 44 persen,'' ujarnya.

Sepanjang Januari hingga Oktober 2008, penjualan motor sudah mencapai 5,319 juta unit. Hingga akhir tahun, diproyeksikan jumlahnya menembus enam juta unit. ''Tahun depan, proyeksi kami hanya akan ada di kisaran empat juta unit,'' katanya.

Meski demikian, lanjut Gunadi, pihaknya masih menyimpan optimisme bahwa pasar otomotif berpotensi membaik mulai kuartal II 2009. Syaratnya, suku bunga bisa kembali turun dan angka inflasi terjaga. ''Kalau itu bisa terpenuhi, masih ada peluang bagi otomotif untuk bangkit,'' tandasnya.

Dihubungi terpisah, Vice Presdir PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) Dyonisius Beti mengatakan, pasar sepeda motor memang berpotensi menciut tahun depan. ''Turunnya harga BBM tidak bisa langsung mengembalikan daya beli masyarakat,'' tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Marketing PT Astra Honda Motor Johanes Loman menyampaikan proyeksi yang lebih optimistis. ''Kalau AISI memproyeksi penjualan tahun depan hanya empat juta, kita sedikit lebih tinggi. Prediksinya 4,5 juta, atau maksimal lima juta unit,'' ujarnya.

Bagaimana pasar otomotif roda empat? Setali tiga uang, Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Bambang Trisulo mengatakan, tahun depan pasar diproyeksikan terpangkas hingga 30 persen dari proyeksi pasar tahun ini yang mencapai 600 ribu unit. ''Mungkin di kisaran 400 ribu unit,'' katanya.

Berbagai langkah antisipasi pun sudah diambil. Menurut Bambang, di antaranya adalah efisiensi berupa me-manage gaji dan operasi, pengurangan jam kerja, pengurangan shift, pengurangan lembur, hingga meninjau kembali kontrak-kontrak dengan pemasok. ''Yang jelas, hingga saat ini, belum ada pegawai yang di-PHK karena krisis ini,'' terangnya.

Apa yang bisa dilakukan pemerintah? Dirjen Alat Transportasi dan Telematika Departemen Perindustrian Budi Darmadi mengatakan, saat harga BBM naik, daya beli masyarakat memang melorot. Namun, saat BBM turun, daya beli masyarakat tidak serta-merta akan terangkat. ''Industri otomotif ini kompleks,'' kata Budi.

Menurut dia, dalam kondisi saat ini, pasar otomotif lebih sensitif terhadap isu suku bunga pembiayaan jika dibandingkan dengan isu turunnya harga BBM. Sebab, mayoritas pembelian produk otomotif di Indonesia, baik roda empat maupun roda dua, dilakukan secara kredit. ''Kalau suku bunga bisa turun, ini akan lebih membantu,'' terangnya.

No comments:

kilas-berita © 2008 Template by:
SkinCorner